BINTANG TERINDAH
Tak terasa sudah
1 tahun aku menginjakkan kaki di sekolah ini, di sekolah tercinta ini. Sekarang
aku duduk di bangku kelas 2 SMA. Senang rasanya bisa mengikuti perjalanan waktu
yang terus berjalan di hidupku. Aku berharap perjalan waktu yang seperti air
mengalir ini terus terjadi dalam hidupku.
Suatu pagi,
ketika aku sengaja berangkat kesekolah
pagi sekali, mungkin karena aku ingin menikmati udara segar di terowongan
menuju kekelas ku.Udara di terowongan yang selalu aku hirup setiap pagi memang
memiliki daya tarik tersendiri bagiku, pohon-pohon yang lindung disekitarnya
membuatku nyaman, aroma garis bekas hujan tadi malam masih bisa kulihat di
dedaunan dan terowongan sekolah ini adalah tempatku untuk merenungi nasib.
Seperti biasanya
aku selalu menempati tempat duduk favoritku. Kulihat keadaan kelas masih sepi,
mungkin karena masih pagi sekali. Pagi itu aku memutuskan untuk membaca buku
yang dibelikan oleh kakakku, karana dia tau sekali kalau aku menyukai kegiatan
membaca.
Kalau aku lagi baca
buku, sepertinya dunia terhenti bagi ku, bahkan mampu membuat jam dinding di
kelasku malu untuk detaknya akan menggangguku. Kalau aku lagi membaca buku
teman-teman ku enggan untuk menyapaku, tapi tidak begitu hal nya dengan Bintang.
Entah apa yang telah ku perbuat sehingga bintang selalu menggangguku.” Hei
Tania, kamu lagi apa ?” tanyanya menarik buku di tanganku sambil memberikan
senyum mautnya yang mampu membuat semua cewek di sekolah ini meleleh, tapi itu
tidak berlaku bagiku. “Hhiks .... apa kamu nggak liat aku lagi apa? Cepat
kembalikan bukuku! Kenapa kamu selalu merusak kesenangan ku, apa itu jadi
kebiasaanmu yang selalu mengusik kesenangan orang lain?” kataku padanya dengan
nada ketus.
Apa yang salah
dengan orang ini tanyaku dalam hati. Tanpa aku sadari ternyata Riska, salah
satu sahabatku telah berdiri disamping cowok teraneh yang selalu menggangguku
ini.”Hei... apa yang sedang kalian bicarakan guys?” tanyanya polos dengan eksen
sok taunya yang tak pernah ketinggalan , “Hei risk, kami tidak sedang
membicarakan apapun. Aku lihat dari raut mukamu, kayaknya ada sesuatu baru yang
kamu ingin beritahu pada ku ?”seperti biasanya jika ada sesuatu yang menarik
perhatiannya pasti ekspresi itu juga akan terpancar dari wajahnya. “ Tadi malam
aku menonton berita tentang seorang ilmuwan yang berhasil membuat robot
perempuan yang bisa dijadikan teman kencan” katanya dengan semangat yang
membara seperti bung tomo yang sedang berseru untuk memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia. Selain dia tergila-gila dengan ilmu pengetahuan yang begitu
menakjubkan dia juga tergila-gila dengan ilmu tahkyul, aku sendiri juga tidak
mengeti dengan hal ini, bagaimana bisa seseorang yang memiliki pengetahuan yang
tinggi bisa percaya dengan hal yang tidak mungkin itu ? mungkin itulah yang
menarik dari sahabat ku ini, aku sering menyamakannya dengan nenas, kulit nenas
itu memiliki duri yang tajam dan didalam kulit itu ia bisa menyembunyikan
isinya yang begitu lunak. Sama seperti riska dia sangat antusias diluar tentang
ilmu pengetahuan itu menakjubkan tapi di dalam hatinya dia masih percaya
hal-hal yang tidak masuk akal bagi pikiranku.
“Benaarkah ?
woiii its amazing, but...... bagaimana orang bisa berkencan dengan robot ?
bukankah robot tidak bisa bicara?” hey girls jika kalian melihat reaksi yang di
tampilkan oleh idola kalian sekarang ini pasti kalian merasa waktu tidak
berpihak pada kalian, karena kalian akan melihat reaksi bodoh yang
ditampilkannya dengan tampang bego yang dimilikinya, Riska yang melihat bintang
bicara seperti itu langsung tertawa-tawa dengan kerasnya, memang tidak seperti
gadis lainnya dia juga tidak tertarik dengan bintang, “Heiii kamu tuh bodo atau
tolol sich, gini ya Bintang, kalau ilmuwan menciptakan robot itu seperti
manusia pasti robot itu diberi pita suara lah supaya robot itu bisa ngomongg.
Kamu ada-ada aja sich masak mempertanyakan hal-hal yangg gak bermutu kayak
gitu”.
Aku
langsung menyambung apa yang dikatakan riska “Yang dikatakan Riska emang benar,
aku juga nonton berita itu kemaren. Heiii bintang apa kamu tidak pernah nonton
berita ? oh yaa aku lupa kamu cuma tahu berita tentang bola khan, apa sich yang
menarik atau yang bisa kamu dapatklan dari nonton bola?” dia menjawab dengan
ekspresi sok cool nya lagi aku bisa gila melihat orang seperti ini setiap hari
,”Tentu sangat bermanfaat bagi kami sebagai pemain bola terkeren di sekolah
ini,” riska langsung mengiyakan kata temannya yang satu ini “ Emang iya ada
manfaat nya bagi dia sich tan, bukankah dia memenangkan pertandingan kemaren ?”
dan Bintang langsung menyela riska “ Memang benar khan, ohhh ya soal
pertandingan kemaren, kenapa kamu tidak mengucapkan selamat atas kemenanganku?”
tanyanya tapi suaranya kali ini agak ketus, ada apa sich sama anak ini tadi
bicaranya baik-baik aja tapi kenapa sekarang begitu menjengkelkan,”Bukankah aku
sudah mengatakannya kemaren?” kata Riska yeng menyanggah perkataan bintang”Bukan
kamu risk, tapi kamu?” dia menunjuk kearahku tapi aku hanya bisa mengatakan
aku?, dan dia mengatakan ya kamu.” Akuu??? Apa pentingnya aku mengucapkan
selamat atas kemenangan kamu? Bukankah
anak lain sudah mengucapkannya” aku mengatakan sambil membela diri.
“ Mereka memang
sudah mengucapkannya, tapi bagaimana dengan kamu ? apa sich susahnya mengatakan
selamat “ bintang mengatakan dengan nada sangat keras, aku hanya kaget mendengar
ucapannya, baru pertama kalinya dia marah padaku, dia memang sering marah sama
anak perempuan yang selalu mengganggunya tapi sekalipun dia tidak pernah marah
pada ku, kenapa kali ini dia marah sama hal yang sepele seperti ini,” Apakah
aku harus mengucapkannya? Bukan someone special telah mengucpakannya kepada mu
? “ aku mengatakan ini dengan gugup karena aku takut, saking takutnya kedua
mataku mulai berkaca-kaca,”Heiii, apa kamu tidak mengerti ?” dia mengeluarkan
suaranya yang begitu keras sehingga semua mata di kelas ini hanya tertuju
kepada aku dan bintang, aku tidak peduli mereka memandang aku, yang lebih
penting adalah kenapabintang bisa semarah ini kepadaku “ Apa aku harus
mengatakan bahwa aku... aku... ahhh sudahlah
kamu memang tidak pernah mengerti “ dia membentak dan meninggalkanku dengan
butiran bening yang telah menetes di pipiku, aku hanya bisa melihat sosok nya
yang berlalu meninggalkanku. Aku cuma bisa menangis dengan menutup muka dengan
kedua telapak tangan dan riska tampak khawatir melihatku. Kucoba tengadahkan
kepala, “Tan, kamu nggak apa-apakan,” tanya Riska dengan ekpresi khawatirdan
kaget seorang teman yang selalu dia tunjukan bila aku sedang sedih. Aku tidak
menjawab apa yang dikatakan riska atau tarikarena semua suara yang kudengar
hayalah suara kesunyian , kenapa dadaku begitu sesak ? nafasku juga tercekat
ditenggrorokan, kata-kata yang dikatakan bintang tadi mampu membuatku hatiku
terasa sakit, dan aku mencoba menghela napas panjang untuk menenangkan diriku.
Tania, tania
kata-kata itulah yang mampu membuatku sadar,” Apa kau baik-baik saja tan,?’’
tanya Tari salah seorang sahabatku, dan aku hanya bisa mengatakan aku baik-baik
saja kok, lalu Riska dan Tari bergumam tentang sikap bintang kepadaku, “ Apa ada yang salah dengan otak
anak itu? Kenapa dia bisa bersikap seperti itu sama kamu?” tanya tari meminta
penjelasan dengan mata memandang lekat ke wajah ku, aku hanya bisa
menggelengkan kepalaku yang rasanya hampir pecah,” Bukankah dia menyukaimu? Tapi
bagaimana dia bisa bersikap seperti ini ” kata-kata yang diucapkan Riska tadi
mampu membuat mata kecil ku ini terbelalak dan tangisan ku juga berhenti karena
perkataan itu,” Aaa aapa yang barusan
kamu katakan risk?” kata ku dengan suara
gugup. Entah apa yang sedang dipikirkan teman ku ini hingga sampai kata
seperti itu keluar dari mulutnya. Ketika dia menyadari bahwa aku sedang
ternganga karena ucapannya tadi, mereka langsung menarikku ke lorong tempat kami biasanya nongkrong,
karena di lorong itu memang sepi. Tari mengatakan kalau perkataan itu memang
benar, dia tahu hal ini dari pacarnya. Kalian tahu sendiri khan kalau pacarnya
Tari adalah Gilang sahabatnya Bintang, Gilang mungkin tau semuanya tentang Bintang,
tapi bukan bearti dia tau perasaan bintang juga khan. Aku hanya mengatakan mungkin saja Gilang
berbohong, kataku pada teman-teman ku. Walaupun aku menyanggah perkataan yang
di katakan teman-temanku, tapi entah kenapa hatiku yang tadi nya sakit mulai
kembali seperti semula, entah kenapa saat ini aku malah memikirkan Bintang.
Arghh kenapa aku malah memikirkannya, apakah aku gila ?.
Karena bel masuk
telah berbunyi kami mempercepat langkah kaki. Di dalam berbaris aku mencoba
mencari sosok yang telah marah-marah padaku, aku menemukan sosok itu berbaris
di belakang Andre sahabat baiknya, sekilas aku melihat kepadanya. Selama
sepersekian detik pandangan kami bertemu. Aku mencoba tersenyum kepadanya.
Nyebelinnya, dia malah menoleh kearah Andre yang berada di depanku. Ada apa ya
sama anak yang satu ini ? kataku dalam hati.
Seperti biasanya
kalau pelajaran biologi semua murid tw harus bawo buku pegangan kalau ngggak
bawa buku, akan dikeluarkan dari kelas. Tidak seperti pelajaran lainnya,
biologi adalah pelajaran yang paling di benci oleh Bintang. Bintang tak pernah
membawa buku biologi. Dan seperti biasanya Putri,Valen dan Ocha, genk genit di
kelasku akan selalu meminjamkan buku pegangannya untuk bintang. Walaupun mereka
terus menyodorkan bukunya kepada bintang, bintang tak akan mengambilnya. Tapi
untuk hari ini Bintang yang pinjam buku biologi itu kepada si genk genit.
Karena sikap bintang, mereka langsung berteriak histeris seperti manusia yang
habis liat setan. Aku yang melihat kejadian hanya bisa menggeleng-geleng kepala.”heeii
guys, seperti nya bintang benar-benar menyukai ku ,sekarang dia malah meminjam
buku ku”,katanya dengan penuh semangat, gimana nggak semangat orang baru sekali
ini di peduliin ama Bintang, saat di bertingkah laku seperti itu teman-teman ku
langsung menyindirnya, mendengar sindiran teman ku, genk genit tadi langsung
menuju kearah kami, “ heiii, apa yang kamu katakan ? genittt?” Putri langsung
mengelurkan kata kasarnya “Emang genitkhan, semua orang juga tau kok kalau kamu
tw cewek centil, sok imut, dan yang suka memamerkan kekayaan yang dimiliki oleh
orang tua mu !” riska mengeluarkan kalimat itu dengan sangat mulus.
Aku langsung
menyadari adanya perubahan atmosfer. Setiap pasang mata memandang kearah riska
dan putri sekarang. Aku hanya bisa diam, karena aku pikir belum saatnya aku
masuk dalam drama tragis ini.”Kalau punya mulut tw di jaga ya. Pa lho iri
dengan kecantikan yang gw miliki? Dan lho juga iri dengan kekayaan keluarga gw ? oooohhh ya gw
tau keluarga lho khan berada dikelas bawah pantas aja!” mendengar ucapan putri
tadi riska langsung menampar muka putri. Melihat kejadian ini semua orang
terkejut, “ Berani-beraninya lho nampar gw, apa lho bosan hidup?” kata putri
sambil berusaha membalas tamparan riska, tapi itu tak berhasil, karena aku telah
duluan menahan tangannnya, aku juga tidak sadar kapan aku bisa menangkas tangan
orang secepat itu.” Jangan pernah berani lho nampar teman gw di hadapan gw
sendiri ingat lho” ntah mukjijat apa yang telah diturunkan Allah saat ini,
semua orang ternganga melihat apa yang aku lakukan, bukankah mereka mengenalku
dengan sosok seorang putri karena mereka tau bahwa keluargaku selalu memanjakanku
dan mendidik ku dengan cara baik-baik, mungkin karena aku putri satu-satunya di
keluargaku, tapi aku bukan anak satu-satunya lho, aku memiliki kakak laki-laki.
“bukan mksd gw, untuk menyakiti teman lho ini. Lho juga dengarkan bahwa dia
mempermalukan gw di hadapan orang ramai.” Putri mengeluarkan tatapan marahnya.”
Teman gw yang mempermalukan lho? Apa lho nggak salah? Yang mempermalukan lho tw
bukan teman gw tapi diri lho sendiri” kataku dingin.
Aku
tau Putri nggak akan berani membalas perkataanku, bukannya dia nggak berani,
tapi dia takut kalau hal ini menjadi bahaya bagi posisi bokapnya di perusahaan
milik keluargaku. Aku menyuruh teman-teman ku untuk kembali duduk karena
sebentar lagi pak anto guru biologi akan segera kembali,” dasar cewek yang sok
pintar, udah tau miskin pake lagak orang kaya lagi” aku milihat ujung bibir Putri
melengkung, menyunggingkan senyum kejamnya kearah temanku, melihat kejadiaan ini
aku merasa
semakin geram melihat wajah sok cantik yang sedang berjalan menuju tempat
duduknya,”heiii berhenti?” kataku dengan lantang, aku berusaha mengayunkan
tangan suci ku ini menampar muka leader genk genit sekolah ini, tapi tindakan
ku kali ini dihentikan oleh sosok pria yang slalu datang untukku saat aku dalam
masalah, siapa lagi kalu bukan Andre. Tapi kenapa dia datang pada saat yang
tidak tepat bukankah aku tidak membutuhkannya pada saat ini?.” Jangan mengotori
tangan sucimu ini, hanya untuk gadis centil seperti dia.” Katanya kepada ku
dengan ekspresi seperti pahlawan super yang sedang menyelamatkan orang dalam suatu
masalah besar.Ketika aku lagi memandang ekspresi wajah Putri si leader of genk
genit, rasanya kepalaku agak sedikit pusing. Tanpa kusadari Bintang lagi
memandangi ku sekarang, wajah Bintang samar-samar di kepalaku.
Setelah pelajaran biologi, aku memutuskan
untuk merebahkan kepalaku, karena semenjak kejadian tadi kepalaku masih pusing.
Melihat kejadian itu teman-temanku langsung khawatir, karena semenjak pagi tadi aku sudah mengalami
banyak kejadian aneh. Semenjak kejadian berkelahi dengan Bintang pagi tadi, dia
terus menampilkan ekspresi dinginnya kepadaku, ketika aku mau ngajak dia
bicara, dia malah malingin wajahnya ke arah lain. Apa sich yang sebenarnya
terjadi? Apa benar bintang menyukaiku? Tapi kenapa dia tidak pernah
mengungkapkannya?. Tapi kenapa sejak tadi di dalam pikiran ku hanya ada Bintang,
saat melihat wajah bintang saja aku sudah merasakan kenyaman yang luar biasa.
Mungkin perkataan kakakku memang benar,
aku akan menyukai lelaki yang sangat aku benci, tapi kalau aku menyukai bintang
bearti aku harus bersaing dengan geng genit itu, ihhhh ogah dech. Kenapa aku
harus menyukai orang yang sama dengan geng genit itu. Di tengah lamunan aku
terkejut, karena ada sosok wajah yang berada sangat dekat dengan wajahku. “Heiii
apa yang sedang kamu lakukan?” sambil berusaha menjauhkan wajahku dari
wajahnya. “Kamu kenapa sich dari tadi melamun ajha ? kamu lagi mikirin aku ya?”
Andre ini memang memiliki PD meter yang lebih tingggi dari pada manusia biasa.
Sehingga perkataannya tadi membuat aku dan teman ku ketawa terbahak-bahak. Tapi
kenapa dari tadi aku nggak lihat Bintang ya. Biasanya dia juga ngumpul sama aku
dan andre disini, tapi kenapa sekarang nggak.
Bel masuk berbunyi, dan anak-anak lain pun
masuk ke kelasnya masing-masing. Tapi sampai sekarang bintang juga belum masuk
kedalam kelas, sebenarnya anak itu lagi punya masalah apa sich. Karena sekarang
mapelnya geografi anak-anak kelas ku pada senang, karena pak Agus guru geo lagi
pergi ke luar kota jadi kami bisa mengahabiskan waktu pelajaran ini dengan
mengobrol dan menggosip. Saat sekarang ini dipastikan suasana kelas sedang
gaduh, tapi lama-kelamaan menjadi sunyi. Aku juga nggak tahu apa penyebabnya,
mungkin mulut kawan sekelasku lagi di borgol aja kali, dan kunci borgolnya
kebawa dech sama Pak Agus keluar kota.
Tapi nggak mungkin banget khan, Pak Agus
borgol mulut mereka, bisa di bawa ke komnas HAM Pak Agus. Tapi di tengah-tengah
kesunyian ini aku masih bisa melihat dua insan lagi mejeng di depan kelas,
karena kedua insan inilah kelas menjadi sepi. Sebenarnya apa yang mereka lakukan,
aku juga tak mengerti sepertinya aku juga tersihir oleh mereka.
“Bintang, aku tw udah janji ama semua temanku,
bahwa aku sama kamu akan jadian setelah kemenang pertandingan bola kemaren.
Please Bintang terima aku, hanya untuk satu mingggu saja... atau hanya untuk
satu hari saja ....” sebenarnya masih banyak perkatan yang keluar dari mulut
putri, tapi perkataan itu tidak bisa terserap oleh kepalaku. Bukan Putri yang
menjadi objek penglihatan ku sekarang tapi adalah sosok yang berada di sebelah
putri yang sedang menunduk. Ketika sosok itu mengangkat kepalanya dan ketika
matanya bertemu dengan mataku, nafasku langsung tercekat karena saking
terkejutnya orang itu adalah Bintang, beribu
pertanyaan menghujam di kepalaku , apa sebenarnya terjadi antara Putri
dan Bintang? Dan apa yang sedang mereka
bicarakan ? dan pertanyaan yang ada di
kepalaku ini mampu membuatku merasa pusing, sekarang di kepalaku dunia terasa
berputar-putar seperti putaran jarum jam yang tak akan pernah berhenti. Dan aku
hanya bisa mendengar suara kecemasan teman-temanku, tapi suara yang aku dengar
hanya samar-samar.
Aku membuka kedua mataku, nafasku
terengah-engah, jantungku berdebar-debar, dan tubuhku gemetaran. Apa yang baru
saja terjadi padaku, kenapa kepala ku pusing sekali. Setelah perasaan aku mulai
tenang, kulayangkan pandangan ke sekelilingku. Sesaat aku tidak bisa mengingat aku dimana, lalu
ingatanku mulai mengalir saat mataku mulai membiasakan diri untuk melihat di
sekelilingku, aku berada di UKS sekolah. Tapi pandangan ku terhenti, saat
melihat Bintang duduk di samping tempat tidur ini. Kenapa dia disini ? tanya ku
dalam hati.
Ketika aku coba mengingat kejadian yang telah
terjadi sebelum aku tergeletak di kasur lusuh ini. Aku baru menyadari peristiwa
waktu Putri dan Bintang berada di depan kelas, tapi kenapa dia sedang
menungguiku,”Sedang apa kamu disini?” tanya ku ketus, dia hanya memandangiku
dan tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya, aku yang dipandangi merasa
terganggu dengan sikap aneh anak ini,”Tania, maafin aku.” Katanya sambil
menundukkan kepala,” kenapa minta maaf sama aku? Emangnya kamu pernah buat
salah apa sama aku?” kata-kataku itu mampu membuat nya terdiam, apa ada yang
salah dengan kalimat ku barusan, “Ohhh ya. Soal kejadian
di kelas tadi, sebenarnya apa yang terjadi antara kamu dan Putri?” aku mencoba
memberanikan diri untuk menanyakan hal ini.
Awal-awalnya dia hanya diam, tapi akhirnya dia
menceritakan semuanya. Hal ini berawal ketika pertandingan sepak bola SMAku
kemaren. Kalau di lapangan tw bintang memang jadi pusat perhatian semua orang
sesuai dengan namanya “BINTANG”, selain juga ganteng dia khan juga kapten bola.
Pas di akhir permainan semua teman sekelas ku berkumpul untuk mengucapkan
selamat kepadanya, berhubung aku tidak bisa hadir karena hari itu aku harus
menemani kakakku untuk berbelanja untuk keperluannya selama di luar negeri. Di
hari itulah Putri mengumumkan kepada teman-teman semua bahwa dia akan nembak
bintang jadi pacarnya. Dan di hari itu juga Bintang mencari ku, tapi tak ada
seorang pun yang tau, begitu juga teman-temanku, karena aku langsung
meninggalkan mereka ketika mobil kakakku telah datang menjeputku.
“Ohhh jadi begitu ceritanya, jadi yang
ditembak itu kamu bukan Putri”. Entah kenapa sejak Bintang menceritakan semuanya
perasaan ku menjadi tenang. Tapi melihat aku senyum-senyum sendiri Bintang
malahgeleng-geleng kepala, apa di pikirannya sekarang dia mengatakan kalau aku
adalah cewek aneh. “ Tania, kok kamu nggak nanya sama aku sich, kenapa aku
nyariin kamu pas waktu itu.” Baru kali ini aku lihat Bintang bicara dengan nada
rendah dan lembut seperti itu. Bukannya itu pertama kalinya dia berkata lembut
ke arahku, tapi kali ini aku merasa tersentuh dengan perkataannya.”Ooo waktu
itu kenapa kamu nyariin aku?” ,” Aku ingin mengatakan sesuatu kepada kamu Tania,
bahwa aku sayang kamu tan,”kata Bintang sambil memegang kedua tanganku, aku
yang mendengar ucapan itu langsung kaget, tapi kenapa bintang bilang sayang
sama aku, “Bukannya kamu sekarang pacarnya putri?”, tanyaku sambil menunduk.”Aku
udah nolak dia kok”katanya menyanggah pertanyaan yang aku lontarkan
kepadanya,”Tan, lihat aku. Dengerin aku juga ya... aku tuh sayang bangat sama
kamu. Aku udah lama bangaet suka sama kamu tan, dan itu udah hampir setahun,
tan! Jadi sekarang jawab yang jujur aja.”Bintang berhenti ngomong tapi aku Cuma
tersenyum.
“Jawab apa?” tanyaku singkat.”Mmm....
tan, boleh ngggak aku jadi cowokmu?” aku
Cuma diam, untuk kesekian kalinya aku tertegun melihat cowok ini, cowok yang
super cuek kayak bintang bisa jadi seromantis ini, “ Kamu mau khan jadiin aku
cowokmu?” kali ini aku Cuma menunduk. Kemudian mengangguk pelan. Melihat
gerakan kepalaku itu Bintang langsung loncat-loncat kegirangan kenapa dia
selalu menampilkan gaya seperti cacing kepanasan saat dia lagi bahagaia. Aku yang
melihatnya seperti itu hanya bisa tersenyum, karena dia adalah Bintang terindah
yang dianugerahkan tuhan untukku.
BY:
TESSI ELZAR
X.7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar